Rabu, 22 April 2020

Sejarah: Isi Perjanjian Linggarjati, Latar Belakang & Dampaknya

Cewek Manja
Sejarah: Isi Hasil Perjanjian Linggarjati, Latar Belakang & Dampaknya| Perjanjian atau perundingan linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat dengan menghasilkan suatu persetujuan tentang status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan yang terjadi di Istana Merdeka yakni di jakarta tanggal 15 November 1946 yang ditandatangi oleh kedua pihak yaitu Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. 

Sebab/Latar Belakang Terjadinya Perjanjian Linggarjati/Perundingan Linggarjati

Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke negara Indonesia karena disaat itu Jepang menetapkan status quo di Indonesia yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda, contohnya peristiwa 10 November, tidak hanya itu pemerintah Inggris bertanggung jawab menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia. Oleh karena itu, SirArchibald Clark Kerr, sebagai diplomat Inggris mengundang Indonesia dan juga Belanda dalam merundingkan di Hooge Veluwe, tetapi perundingan tersebut gagal karena disaat itu Indonesia meminta Belanda untuk mengakui kedaulatannya atas Jawa, Sumatera dan Pulau Madura, tetapi Belanda hanya ingin mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja. 

Akhir agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia dalam menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada 7 Oktober 1946 yang bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia Belanda yang dipimpin oleh Lord Killearn yang dalam perundingan tersebut menghasilkan persetujuan untuk gencatan senjata di tanggal 14 oktober dan mengambil jalan untuk semua masalah tersebut melalui perundingan Linggarjati yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 1946. 

Tokoh-Tokoh Dalam Perundingan Linggarjati/Perjanjian Linggarjati

Dalam perundingan linggarjati/perjanjian linggarjati dari wakil Indonesia adalah sebagai berikut.. 
Ketua: Sutan Syahrir
Anggota: 
  • Mr.Moh. Roem
  • Mr.Susanto Tirtoprojo
  • A.K. Gani
Sedangkan di pihak belanda adalah komisi Tim Jenderal yang terdiri dari...
Ketua/dipimpin: Wim Schermerhorn 
Anggota: 
  • H.J.Van Mook
  • Max Van Poll
  • F.de Baer
Mediator adalah Lord Killearn dari Inggris. 

Hasil Isi Perjanjian Linggarjati/Perundingan Linggarjati

Isi hasil perundingan yang terdiri dari 17 pasal antara lain berisi: 
1. Belanda mengakui secara de faktor bahwa wilayah RI yaitu Jawa, Sumatera dan Madura
2. Belanda harus meninggalkan wilayah RI yang paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949
3. Pihak Belanda dan Indonesia sepakan untuk membentuk Negara RIS
4. Dalam bentuk negara RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth/persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri belanda sebagai kepala Uni.

Dampak Perjanjian Linggarjati/Perundingan Linggarjati

Perjanjian Linggarjati memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut...
1. Dampak Positif Hasil Perjanjian Linggarjati
a. Adanya pengakuan Belanda secara de facto mengakui kekuasaan pemerintah RI atas Jawa, Madura dan Sumatera
b. Dari perundingan linggarjati, berturut-turut negara asing kini mengakui kekuasaan RI seperti..
  • Inggris: 31 Maret 1947
  • Amerika Serikat 17 April 1947 
  • Mesir 11 Juni 1947
  • Lebanon: 29 Juni 1947
  • Suriah: 2 Juli 1947
  • Afganistan: 23 September 1947
  • Burma: 23 November 1947
  • Saudi Arabia: 24 November 1947
  • Yaman: 3 Mei 1948
  • Rusia: 26 Mei 1948
2. Dampak Negatif Hasil Perjanjian Linggarjati 
1. Belanda dapat membangun kembali kekuatan di Indonesia
2. Banyak masyarakat dan kalangan indonesia yang menetang mulai dari Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakyat Jelata. dimana partai tersebut menyatakan bahwa bukti lemahnya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan negara Indonesia.
3. Pemimpin perundingan linggarjati Indonesia yaitu Sutan Syahrir dianggap memberikan konsensi bagi Belanda membuat sebagian besar anggota Partai Sosialis di Kabinet dan KNIP menarik dukungannya kepada Syahrir pada tanggal 26 Juni 1947.

Peristiwa Setelah Perjanjian Linggajarti 

Hasil perjanjian linggarjati atau perundingan linggarjati ternyata tidak berjalan muluss, dikarena dianggap bahwa indonesia tidak mematuhi perjanjian akibat dari indonesia melakukan hubungan diplomatik yang dianggap belanda, Indonesia tidak memiliki hak atau tidak meminta isin kepada Belanda karena Indonesia merupakan uni dari Belanda. Tanggal 20 Juli 1947, Gubernur Jenderal H.J. Van Mook akhirnya menetapkkan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan perjanjian tersebut dan ditanggal 21 Juli, terjadi suatu peristiwa dimana Belanda beraksi dengan melakukan Agresi Militer Belanda 1. Dapat disimpulkan dari permasalahan ini bahwa terdapat perbedaan penafsiran atau kesalah pahaman mengenai Perjanjian Linggarjati antara Indonesia dan Belanda.

Baca Juga:

Sejarah: Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia RI 
Sejarah: Isi Perjanjian Bongaya 
Sejarah: Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Tujuan & Dampaknya 
Sejarah: Isi Konferensi Meja Bundar (KMB), Tujuan, & Dampaknya 
Isi Sumpah Pemuda dan Sejarah Sumpah Pemuda


Perjanjian atau perundingan linggarjati adalah suatu perundingan antara Indonesia dan Bela Sejarah: Isi Perjanjian Linggarjati, Latar Belakang & Dampaknya

Demikianlah informasi mengenai Sejarah: Isi Perjanjian Linggarjati, Latar Belakang & Dampaknya. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu sejarah perjanjian linggarjati, latar belakang perjanjian linggarjati atau sebab diadakannya perjanjian linggarjati, tokoh-toko dalam perjanjian linggarjati atau wakil atau delegasi dalam perjanjian linggarjati, Isi hasil perjanjian linggarjati, dampak perjanjian linggarjati baik dampak positif perjanjian linggarjati, atau dampak negatif perjanjian linggarjati, dan Peristiwa setelah perjanjian linggarjati atau pelanggaran perjanjian linggarjati. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.

Referensi: Sejarah: Isi Perjanjian Linggarjati, Latar Belakang & Dampaknya
  • Machdi Suhadi, Sutarjo Adisusilo, A. Kardiyat Wiharyanto (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah untuk SMP dan MTs kelas IX. Erlangga. p. 30.