CARA PEMBIBITAN TANAMAN KENTANG AGAR HASIL MELIMPAH |
Dalam budidaya kentang kita harus pintar dalam memilih varietas dan bibit yang unggul. Hendaknya cara yang banyak dijelaskan di buku atau di manapun percuma jika anda tidak mepraktikan di lapangan. tentunya akan berbeda jika kita berbicara dilapangan, namun saya akan memberikan ulasan setidaknya bisa membantu pekerjaan anda dalam berkebun. Istilah bibit kentang ini sebenarnya merupakan umbi yang akan dijadikan bibit atau yang akan ditanam bibit ini dapat berasal dari membibitkan sendiri atau membeli.
Apabila ingin menanam kentang untuk menghasilkan bibit perlu memperhatikan hal-hal berikut :
Lokasi
Lokasi penanamannya dipilih yang bersuhu udara sekitar 15-20oC. Lokasi ini tidak ditanami kentang dan tanaman sefamilinya sekitar 2-3 tahun. Jadi, lahan yang dipakai biasanya yang mempunyai pola penanaman tumpang gilir (rotasi). Tumpang gilir tersebut misalnya usai menanam kentang, lahan diberakan dulu, kemudian ditanami tanaman lain yang bukan sefamili selesai tanaman lain ini dipanen, lahan diberakan lagi. Dan kemudian, ditanami lagi dengan tanaman lain yang bukan sefamili. Begitu seterusnya sampai beberapa musim tanam. Baru kemudian, lahan bisa ditanami kentang. Jarak lokasi penanaman dengan tanaman lain yang sefamili minimal 360 m.
baca juga artikel lainya di blog seperti:
Umbi Kentang
Umbi yang akan ditanam perlu diseleksi dulu dan dipilih umbi yang sehat dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi yang digunakan mempunyai berat sekitar 30-80 gram. Bila beratnya kurang dari 30 gram, lebih baik jangan dipakai karena akan mempengaruhi mutu produksi nantinya. Demikian juga dengan umbi yang beratnya lebih dari 80 gram jangan digunakan karena lebih menguntungkan bila dijadikan kentang konsumsi. Selain itu, umbi berasal dari umbi yang dipanen pada kondisi tua betul.
Keadaan Lingkungan
Karena tujuan menanam untuk menghasilkan bibit, maka yang kita inginkan adalah umbi calon bibit bisa berjumlah banyak. Untuk itu ada beberapa perlakuan yang bisa dilaksanakan di lapangan.
- Jarak tanamnya dipersempit berarti, jamlah tanaman per arealnya menjadi lebih banyak dibanding jumlah tanaman normalnya kalau penanamannya untuk keperluan konsumsi.
- Dengan jarak tanam 10 x 70 cm, bisa meningkatkan bibit berbobot 30-45 gram dan 45-60 gram, masing-masing sekitar dan 0,5.
- Jarak tanam 15 x 70 cm, jumlah peningkatannya antara 4,6% dan 3,1%.
- Bila yang digunakan berukuran besar, dan kemudian umbinya dibelah, jumlah umbi yang diperoleh justru turun sebesar 2,7%.
- Bila bibit yang ditanam dan kentang yang peka dengan Phytophtora dan penanamannya pada musim hujan, jarak tanam rapat mempunyai risiko tinggi. Jadi dalam hal ini, jarak tanam juga memperhitungkana jenis kentang apa yang ditanam dan kapan atau musim apa penanaman dilakukan.
Cara bertanam kentang untuk bibit tidak berbeda dengan cara bertanam kentang pada umumnya kentang untuk konsumsi.
Bila penanaman sudah dilakukan, lantas diketahui ada gejala serangan penyakit, segera tanaman ini dibuang. Bila yang diserang tanaman yang sudah berumbi, bisa dicoba dengan melakukan pemangkasan batang tanaman. Ini maksudnya, agar tanaman menumbuhkan tunas baru.
Biasanya, tunas baru masih dalam keadaan sehat dan untuk menghindari penyakit, tunas tersebut segera semprot dengan pestisida.
Ketika tanaman berumur 60-70 hari (tergantung dari genjah tidaknya varietas yang ditanam), tanaman mulai dipermatikan. Caranya dengan memotong rumpun batang tanaman atau dengan menyemprotkan herbisida, seperti Gramoson. Maksud pematian tersebut agar tanaman tidak diserang penyakit dan mencegah menjamurnya penyakit.
Setelah penatian, umbi-umbi dibiarkan tua di dalam tanah. Penanaman umbi dilakukan setelah umur panen. (Umur panen tergantung varietasnya). Dengan pemanenan umbi yang tua, kulit umbi menjadi kuat tidak mudah lecet luka (mengelupas). Yang perlu diketahui pula, umbi yang dipanen dalam usia tua bisa memperpendek umur umbi ketika disimpan di gudang (untuk penyimpanan lihat bab Panen dan Pascapanen). Jadi, umbi yang belum lama disimpan, sudah mulai bertunas. Ini berarti, umbi bisa cepat ditanam lagi.
Ubi untuk bibit hanya dapat diulang dua atau tiga kali pembibitan saja. Jadi, dari bibit pertama kali diperoleh atau anggap saja generasi pertama (F1), setelah ditanam akan menghasilkan umbi calon bibit generasi kedua (F2). Dari umbi itu, bila ditanam lagi akan dihasilkan generasi ketiga (F3). Generasi ketiga ini sebaiknya tidak ditanam lagi karena akan menurunkan produksi umbinya. Jadi, generasi ketiga ditanam hanya untuk keperluan konsumsi dan bukan bibit.
sumber : http://www.agrotani.com